Saturday 17 November 2012

Kenangan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di UPTD Balai Benih dan Pengembangan Produksi Ikan (BBPPI) Babakan Jawa, Majalengka.

Prakerin atau Praktik Kerja Industri merupakan kegiatan praktik yang langsung terjun didunia industri yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk muridnya. Disekolah Saya atau tepatnya SMK Negeri 1 Mundu Cirebon, kegiatan Prakerin dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu di kelas X dan kelas XI. Prakerin kali ini merupakan Prakerin Saya yang pertama yang pastinya sewaktu Saya kelas X, dalam Prakerin ini banyak sekali ilmu yang Saya dapatkan, disinilah awal Saya mengerti dan mencintai Budidaya. Saya ingin berbagi ilmu yang Saya dapatkan sewaktu Prakerin, namun tidak semuanya ya, kalau semuanya pasti akan banyak sekali, disini Saya hanya akan berbagi tentang teknik pembenihan ikan Nila yang dilakukan di UPTD BBPPI Babakan Jawa, Majalengka.

A. Pemeliharaan Induk
Sebelum dipijahkan, induk jantan dan induk betina dipelihara dikolam terpisah untuk menghindari terjadinya pemijahan liar. Keuntungan lain memisahkan induk jantan dan induk betina diantaranya:
  • Kualitas telur yang dihasilkan lebih baik.
  • Memudahkan seleksi induk.
  • Bisa dengan mudah membedakan induk yang sudah dan belum dipijahkan.
Untuk mendukung kondisi induk, diusahakan kondisi lingkungan tempat pemeliharaan induk dalam keadaan baik. Disamping itu, pemberian pakan untuk pematangan gonad harus mencukupi, yakni dosis 3% dari bobot biomassa agar pematangan gonad lebih optimal.

B. Persiapan Kolam Pemijahan
Persiapan kolam dilakukan untuk memberantas hama dan penyakit, memperbaiki saluran inlet maupun outlet, membuang gas beracun dan menumbuhkan pakan alami.
Persiapan kolam untuk pemijahan diawali dengan pembersihan dasar kolam dari lumut dan kotoran serta endapan - endapan sisa pakan, kemudian dasar kolam diratakan dengan menggunakan alat garokan dan dilakukan pengeringan selama 1 - 2 hari, dilanjutkan dengan pengisian air setinggi 30 cm - 60 cm serta pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang yang dosisnya 250 gr - 500 gr/meter persegi untuk selanjutnya didiamkan selama 1 - 3 hari hingga tumbuh pakan alami yang akan menjadi pakan tambahan selama masa pemijahan.

C. Seleksi Induk
Seleksi induk dilakukan untuk memperoleh induk terbaik yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan sehingga akan diperoleh larva yang baik dan sehat. Seleksi induk sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari, hal ini bertujuan untuk menghindari induk stres atau bahkan mati akibat panas matahari yang berlebihan.
Berikut ciri - ciri induk ikan Nila yang siap dipijahkan:
  1. Jantan
  • Usia minimal 6 bulan
  • Alat kelamin menonjol dan berwarna putih kemerahan
  • Gerakan lincah
  • Warna cerah
  • Perut ramping
  • Mengeluarkan cairan putih susu (Sperma) bila diurut
  2.   Betina
  • Usia minimal 6 bulan
  • Alat kelamin bulat dan berwarna kemerahan
  • Gerakan lamban
  • Warna pucat
  • Perut buncit
  • Mengeluarkan telur bila diurut
D. Proses Pemijahan
Proses pemijahan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem pemijahan massal dengan perbandingan induk yang lazim 1:3 yang maksudnya setiap 100 ekor induk jantan dipijahkan dengan 300 ekor induk betina. Namun, dewasa ini sedang digalakan  perbandingan 1:5, disini jelas induk betina 5 kali lebih banyak dari pada induk jantan, dikarenakan disini yang produktif adalah induk betina bukan induk jantan.
Pemijahan dilakukan pada kolam tembok dengan kedalaman 30 cm - 60 cm hal ini bertujuan untuk  memudahkan saat pemanenan larva. Selama proses pemijahan, induk harus selalu dalam kondisi sehat ideal, oleh karena itu dosis pakan yang diberikan yaitu 1% dari bobot biomassa.
Pemijahan berlangsung selama 15 hari, setelah itu larva sudah dapat dipanen sampai kurang lebih 30 hari kedepan.

E. Penanganan Telur
Setelah 7 - 10 hari lama pemijahan, induk betina mulai bertelur, telur tersebut oleh induknya langsung dimasukan kedalam mulutnya untuk dierami selama 3 - 5 hari, hinggat telur tersebut menetas. Oleh karena itu, pada hari ke 15 larva sudah bisa dipanen hingga kurang lebih 30 hari kedepan.

F. Penanganan Telur

Panen larva dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali yaitu pagi sekitar pukul 06.30 WIB dan sore sekitar pukul 14.30 WIB (tergantung cuaca). Alat - alat yang digunakan yaitu:
  1. Anco (berukuran kecil), untuk menangkap larva.
  2. Scop - net khusus larva, untuk menyeser larva yang tertangkap oleh anco.
  3. Ember, untuk menampung larva yang tertangkap.
  4. Ayakan, untuk menyeragamkan ukuran ketika larva ditanam.
  5. Takaran, untuk menakar(menentukan padat tebar).
Berikut langkah - langkah panen larva:
  • Anco dicelupkan ke kolam
  • Bisa dari tengah tarik kesamping, atau dari samping tarik kesamping, perlahan - lahan.
  • Sekira dirasa cukup, angkat anco.
  • Ambil larva yang tertangkap dengan menggunakan Scop - net.
  • Tampung larva dalam ember yang sudah terisi air.
  • Apabila larva kepanasan/stres(disebabkan oleh suhu yang panas dan ember yang sudah penuh oleh larva), cepat ganti air dengan yang baru.
  • Jika sudah, takar, ayak, dan tebar larva pada kolam pendederan yang sudah disiapkan.
G. Pemeliharaan Larva
Padat tebar untuk pemeliharaan larva yakni 50 - 100 ekor/meter persegi. Berikut beberapa poin dalam pemeliharaan larva:
  • Persiapan lahan (sama seperti persiapan kolam pemijahan diatas).
  • Masa pemeliharaan larva yakni selama 2 - 3 minggu dengan target ukuran benih 3 cm - 5 cm.

  • Pemberian pakan sebanyak 2 kali yakni pagi pukul 06.00 WIB dan sore pukul 14.30 WIB (tergantung cuaca)

  • Dosis pakan 20% dari bobot biomassa.
  • Pakan berupa pellet (tepung halus) untuk larva sampai ukuran 1 - 2 cm, kemudian berupa pellet tepung kasar (Crumble) jika sudah berukuran  2 - 3 cm.
Kualitas air yang bagus untuk pemeliharaan larva, yaitu:
  • Suhu: 23 derajat C - 30 derajat C.
  • DO: lebih dari 5 mg/lt
  • pH: 6,5 - 8,5 ppm
  • Kecerahan air: 30 cm
  • NH3: kurang dari 0,02 mg/lt
Untuk pencegahan dan pengobatan hama dan penyakit, bisa menggunakan bahan kimia berupa Methyline Blue (MB), dan Kalium Permanganat (PK).

H. Panen
Panen diawali dengan menyurutkan air kolam secara perlahan - lahan pada sore hari sebelum pemanenan sehingga besok pagi air pada kolam telah surut dan hanya tersisa pada bagian kobakan saja dimana nanti ikan berkumpul ditempat tersebut.
Proses pemanenan dimulai pukul 07.00 WIB. Benih diambil dengan Scop - net secara perlahan dan ditampung di Dirigen terlebih dahulu, kemudian diangkut dan ditampung di jaring Happa penampungan sementara yang telah disiapkan dan dipasang pada kolam yang terdekat dari kolam yang sedang dipanen.
Setelah proses panen selesai, dilakukan persiapan kolam kembali untuk pendederan selanjutnya.

No comments:

Post a Comment