Prakerin
atau Praktik Kerja Industri merupakan kegiatan praktik yang langsung
terjun didunia industri yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) untuk muridnya. Disekolah Saya atau tepatnya SMK Negeri 1 Mundu
Cirebon, kegiatan Prakerin dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu di kelas X
dan kelas XI. Prakerin kali ini merupakan Prakerin Saya yang pertama
yang pastinya sewaktu Saya kelas X, dalam Prakerin ini banyak sekali
ilmu yang Saya dapatkan, disinilah awal Saya mengerti dan mencintai
Budidaya. Saya ingin berbagi ilmu yang Saya dapatkan sewaktu Prakerin,
namun tidak semuanya ya, kalau semuanya pasti akan banyak sekali, disini
Saya hanya akan berbagi tentang teknik pembenihan ikan Nila yang
dilakukan di UPTD BBPPI Babakan Jawa, Majalengka.
A. Pemeliharaan Induk
Sebelum
dipijahkan, induk jantan dan induk betina dipelihara dikolam terpisah
untuk menghindari terjadinya pemijahan liar. Keuntungan lain memisahkan
induk jantan dan induk betina diantaranya:
- Kualitas telur yang dihasilkan lebih baik.
- Memudahkan seleksi induk.
- Bisa dengan mudah membedakan induk yang sudah dan belum dipijahkan.
Untuk
mendukung kondisi induk, diusahakan kondisi lingkungan tempat
pemeliharaan induk dalam keadaan baik. Disamping itu, pemberian pakan
untuk pematangan gonad harus mencukupi, yakni dosis 3% dari bobot
biomassa agar pematangan gonad lebih optimal.
B. Persiapan Kolam Pemijahan
Persiapan
kolam dilakukan untuk memberantas hama dan penyakit, memperbaiki
saluran inlet maupun outlet, membuang gas beracun dan menumbuhkan pakan
alami.
Persiapan kolam untuk pemijahan diawali dengan
pembersihan dasar kolam dari lumut dan kotoran serta endapan - endapan
sisa pakan, kemudian dasar kolam diratakan dengan menggunakan alat
garokan dan dilakukan pengeringan selama 1 - 2 hari, dilanjutkan dengan
pengisian air setinggi 30 cm - 60 cm serta pemupukan dengan menggunakan
pupuk kandang yang dosisnya 250 gr - 500 gr/meter persegi untuk
selanjutnya didiamkan selama 1 - 3 hari hingga tumbuh pakan alami yang
akan menjadi pakan tambahan selama masa pemijahan.
C. Seleksi Induk
Seleksi
induk dilakukan untuk memperoleh induk terbaik yang sudah matang gonad
dan siap dipijahkan sehingga akan diperoleh larva yang baik dan sehat.
Seleksi induk sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari, hal ini
bertujuan untuk menghindari induk stres atau bahkan mati akibat panas
matahari yang berlebihan.
Berikut ciri - ciri induk ikan Nila yang siap dipijahkan:
- Jantan
- Usia minimal 6 bulan
- Alat kelamin menonjol dan berwarna putih kemerahan
- Gerakan lincah
- Warna cerah
- Perut ramping
- Mengeluarkan cairan putih susu (Sperma) bila diurut
2. Betina
- Usia minimal 6 bulan
- Alat kelamin bulat dan berwarna kemerahan
- Gerakan lamban
- Warna pucat
- Perut buncit
- Mengeluarkan telur bila diurut
D. Proses Pemijahan
Proses
pemijahan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem pemijahan massal
dengan perbandingan induk yang lazim 1:3 yang maksudnya setiap 100 ekor
induk jantan dipijahkan dengan 300 ekor induk betina. Namun, dewasa ini
sedang digalakan perbandingan 1:5, disini jelas induk betina 5 kali
lebih banyak dari pada induk jantan, dikarenakan disini yang produktif
adalah induk betina bukan induk jantan.
Pemijahan dilakukan pada kolam tembok dengan kedalaman 30 cm - 60 cm hal ini bertujuan untuk memudahkan saat pemanenan larva.
Selama proses pemijahan, induk harus selalu dalam kondisi sehat ideal,
oleh karena itu dosis pakan yang diberikan yaitu 1% dari bobot biomassa.
Pemijahan berlangsung selama 15 hari, setelah itu larva sudah dapat dipanen sampai kurang lebih 30 hari kedepan.
E. Penanganan Telur
Setelah
7 - 10 hari lama pemijahan, induk betina mulai bertelur, telur tersebut
oleh induknya langsung dimasukan kedalam mulutnya untuk dierami selama 3
- 5 hari, hinggat telur tersebut menetas. Oleh karena itu, pada hari ke
15 larva sudah bisa dipanen hingga kurang lebih 30 hari kedepan.
F. Penanganan Telur
Panen
larva dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali yaitu pagi sekitar pukul
06.30 WIB dan sore sekitar pukul 14.30 WIB (tergantung cuaca). Alat -
alat yang digunakan yaitu:
- Anco (berukuran kecil), untuk menangkap larva.
- Scop - net khusus larva, untuk menyeser larva yang tertangkap oleh anco.
- Ember, untuk menampung larva yang tertangkap.
- Ayakan, untuk menyeragamkan ukuran ketika larva ditanam.
- Takaran, untuk menakar(menentukan padat tebar).
Berikut langkah - langkah panen larva:
- Anco dicelupkan ke kolam
- Bisa dari tengah tarik kesamping, atau dari samping tarik kesamping, perlahan - lahan.
- Sekira dirasa cukup, angkat anco.
- Ambil larva yang tertangkap dengan menggunakan Scop - net.
- Tampung larva dalam ember yang sudah terisi air.
- Apabila larva kepanasan/stres(disebabkan oleh suhu yang panas dan ember yang sudah penuh oleh larva), cepat ganti air dengan yang baru.
- Jika sudah, takar, ayak, dan tebar larva pada kolam pendederan yang sudah disiapkan.
G. Pemeliharaan Larva
Padat tebar untuk pemeliharaan larva yakni 50 - 100 ekor/meter persegi. Berikut beberapa poin dalam pemeliharaan larva:
- Persiapan lahan (sama seperti persiapan kolam pemijahan diatas).
- Masa pemeliharaan larva yakni selama 2 - 3 minggu dengan target ukuran benih 3 cm - 5 cm.
- Pemberian pakan sebanyak 2 kali yakni pagi pukul 06.00 WIB dan sore pukul 14.30 WIB (tergantung cuaca)
- Dosis pakan 20% dari bobot biomassa.
- Pakan berupa pellet (tepung halus) untuk larva sampai ukuran 1 - 2 cm, kemudian berupa pellet tepung kasar (Crumble) jika sudah berukuran 2 - 3 cm.
Kualitas air yang bagus untuk pemeliharaan larva, yaitu:
- Suhu: 23 derajat C - 30 derajat C.
- DO: lebih dari 5 mg/lt
- pH: 6,5 - 8,5 ppm
- Kecerahan air: 30 cm
- NH3: kurang dari 0,02 mg/lt
Untuk
pencegahan dan pengobatan hama dan penyakit, bisa menggunakan bahan
kimia berupa Methyline Blue (MB), dan Kalium Permanganat (PK).
H. Panen
Panen
diawali dengan menyurutkan air kolam secara perlahan - lahan pada sore
hari sebelum pemanenan sehingga besok pagi air pada kolam telah surut
dan hanya tersisa pada bagian kobakan saja dimana nanti ikan berkumpul
ditempat tersebut.
Proses pemanenan dimulai pukul 07.00
WIB. Benih diambil dengan Scop - net secara perlahan dan ditampung di
Dirigen terlebih dahulu, kemudian diangkut dan ditampung di jaring Happa
penampungan sementara yang telah disiapkan dan dipasang pada kolam yang
terdekat dari kolam yang sedang dipanen.
Setelah proses panen selesai, dilakukan persiapan kolam kembali untuk pendederan selanjutnya.
No comments:
Post a Comment