ABSTRAK
Ikan mas sebagai salah satu komoditas ikan air tawar andalan telah mengalami masa kritis dalam pengembangannyasebagai akibat serangan koi herpes virus. Upaya penyelamatannya antara lain dengan menghasilkan ras-ras ukan mas yang unggul melalui kegiatan pemuliaan. Salah satu negara yang telah berhasil dalam pelaksanaan kegiatan pemuliaan ikan mas adalah Hongaria yang telah memproduksi sedikitnya tiga ras ikan mas unggulan yaitu SZ P31, SZ P34 dan SZ P36. Dengan mempelajari keberhasilan negara ini diharapkan dapat mendorong pencapaian kegiatan serupa di Indonesia.
PENDAHULUAN
Dewasa ini, budaya ikan mas di KJAmaupun di kolam boleh dikatakan sudah sangat menurun sekali jumlahnya dibandingkan dengan keadaan budi daya pada era tahun 1980-an. Koi Herpes Virus (KHV) merupakan salah satu penyebab yang mempercepat buruknya kondisi budi daya ikan mas ini, disamping faktor harga pakan yang terus melangit. Berbagai upaya riset telah banyak dilakukan antara lain riset pemuliaan dengan mencari varietas-varietas yang tahan KHV maupun riset patologi melalui pembuatan vaksin KHV, namun hasil yang didapatkan masih jauh dari harapan. Ironisnya, program pemuliaan ikan mas yang sempat dimulai oleh Balai Riset Perikanan Budidaya air tawar (BRPBAT) sejak tahun 1990-an, untuk saat ini hanya merupakan salah satu kegiatan kecil yang kurang terkoordinir dengan program-program serupa di instansi-instansi budidaya lainnya.
Pada tahun 1991, tercatat BRPBAT bekerjasama dengan Internasional Development Research Centre (IDRC, Canada) telah mengoleksi sekitar 20 varietas ikan mas yang berasal dari daerah bagian barat Indonesia. Empat varietas diantaranya berpotensi sebagai kandidat yang dapat digunakan sebagai bahan untuk memproduksi varietas unggul, disamping varietas-varietas yang sudah umum di masyarakat seperti Majalaya, sinyonya, dan punten (Nugroho & Wahyudi, 1991). Bahkan berdasarkan informasi langsung dari para pengguna, salah satu varietas yang yaitu rajadanu yang sudah disebar ke China, Vietnam dan India mendapat respon yang sangat menggembirakan karena pertumbuhannya dapat diandalkan.
Namun demikian, dalam perkembangannya, upaya pemuliaan yang sudah tertata ini agak sedikit tersendat seiring dengan habisnya masa kerjasama dengan pihak IDRC. Akibatnya program pemuliaan yang seharusnya sudah menghasilkan varietas yang dapat dimanfaatkanoleh masyarakat menjadi tertunda dan bahkan sempat terhenti untuk beberapa tahun. Upaya untuk mengangkat kembali komoditas ini menjadi prioritas maka instansi terkait seyogyanya memulai riset pemuliaan tersebut agar dapat menghasilkan varietas unggul.
Terlepas dari keadaan di atas, pengalaman Hongaria yang berhasil melaksanakan program pemuliaan ikan mas di bawah ini, merupakan bahan yang patut dijadikan kajian sebagai pelaksanaannya di Indonesia.
PEMULIAAN IKAN MAS DI HONGARIA
Tahun 2004, produksi ikan mas di Eropa mencapai sekitar 146 ribu ton yang merupakan produksi terbesar kedua setelah ikan trout. Daerah produksi utama adalah berasal dari daerah Eropa Tengah dan Eropa Timur, salah satunya adalah negara Hongaria (FAO Fishstat Plus, 2006).
Dimulai sejak tahun 1964, produksi hibrid ikan mas dari berbagai varietas telah dimulai dan diuji. Dalam kurun waktu 40 tahun belakangan ini, sekitar 150-an galur telah dihasilkan dengan melibatkan berbagai metode antara lain seleksi, inbreeding, gynogenesis, backcroos, dan sex reversal. Saat ini telah dihasilkan tiga varietas yang bagus, dua untuk budi daya yaitu Szarvas 215 mirror dan Szarvas P31 scaly, dan satu untuk perairan umum, Szarvas P34.
Disamping itu, 15 ikan mas lokal Hongaria tetap terpelihara dengan baik di gene bank sampai saat ini. Tambahan ikan mas koleksi juga dilakukan dari daerah lainnya seperti Asia Tenggara. Kerjasama dilakukan antara seluruh pengguna atau stake holder di Hongaria yang tergabung dalam asosiasi dengan nama National Association of Fish Producers (HOSZ), dan Research Institute For Fisheries, Aquaculture and Irrigation (HAKI). Metode dan teknologi dalam broodstock management dan pengujian keragaanikan mas juga telah dikembangkan sebagai salah satu aspek yang mendukung kesuksesan program pemuliaan ikan mas di Hongaria. (Bakos et al., 2006).
PELAKSANAAN PROGRAM PEMULIAAN IKAN MAS DI HONGARIA
Langkah pertama sebelum melaksanakan program pemuliaan adalah mengoleksi varietas-varietas ikan mas dengan performa yang nyata baik dari pemnbudidaya ikan mas lokal maupun luar negeri. Sejak tahun 1962, 15 varietas ikan mas asal Hongaria dan sejumlah varietas dari luar negeri telah dikumpulkan di live gene bank di HAKI, Szarvas, Hongaria.
Langkah berikutnya adalah menentukan tujuan pokok dari kegiatan pemuliaan. Tujuan utama dari program pemuliaan di Hongaria adalah memperbaiki trait baik kualitatif maupun kuantitatif. Trait tersebut terkait langsung maupun tidak langsung terhadap produktivitas ikan mas pada kondisi lingkungan budi daya yang ada. Trait tersebut antara lain adalah sintasan, laju pertumbuhan, konversi pakan, karmas, dan kandungan lemak yang merupakan trait penting bagi produsen dan konsumen.
Beberapa kondisi atau aturan yang disepakati untuk pelaksanaan program pemuliaan juga telah ditentukan pada awal perencanaan, diantaranya adalah :
- Produktivitas 5-8 varietas dibandingkan pada kondisi yang sama setiap tahunnya.
- Pemijahan buatan dilakukan di hatcheri yang sama
- Pendederan dan pembesaran selama tahun 1 dilakukan di kolam yang sama
- Pemisahan setiap kelompok dilakukan pada akhir tahun pertama
- Pemeliharaan ikan mas pada saat musim dingin dilakukan pada satu tempat
- Produksi ukuran pasar dilakukan pada tahun ke-2 yang dibudidayakan pada 3 lokasi yang berbeda
Program seleksi yang dipilih dan diterapkan di Hongaria adalah seleksi individu atau seleksi massa. Selama proses seleksi, pemilihan individu-individu yang mempunyai kelebihan spesifik, umumnya berdasarkan pengetahuan tentang karakter biologi dan produktivitas saat dibudidayakan, mempunyai peranan yang penting untuk pengembangan brood stock dari varietas baru. Seleksi individu dijadikan dasar untuk memilih calon induk ikan mas yang digunakan dalam program pemuliaan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- Asal-usul populasi
- Performa yang dimiliki oleh varietas yang ada
- Karakter luar penciri dari varietas-varietas
HIBRIDISASI ANTAR VARIETAS DI HONGARIA
Berdasarkan hasil pengujian di atas, maka untuk selanjutnya program pemuliaan ikan mas difokuskan pada kegiatan hibridisasi antar varietas. Dimulai tahun 1964, dengan menyilangkan antar beberapa varietas lokan dengan harapan menghasilkan pengaruh positif pada heterosis pada generasi pertama. Namun demikian tidak semua hasil silangan menunjukkan heterosis yang positif. Untuk menghasilkan hibrid dengan heterosis yang positif selain diperlukan program pemuliaan yang baik, keberuntungan juga dibutuhkan karena sifat heterosis merupakan perpaduan dari dua atau lebih gen yang tidak dapat diramalkan sebelumnya.
Dalam kurun waktu 40 tahun lebih dari 150 kombinasi varietas ikan mas diproduksi oleh HAKI, namun hanya sekitar tiga hibrid yang baik dengan positif heterosis yang tinggi untuk kegiatan produksi secara komersial. Katiga varietas tersebut adalah Szarvas 215 yang merupakan generasi ketiga hibrid ikan mas mirror, Szarvas P31 dihasilkan dari generasi 3 hibrid heterosigot scaly, dan Scarvas P34 yang berupa turunan dari hibrid scaly homosigot.
Umumnya hibrid-hibrid tersebut mempunyai keunggulan pada trait sintasan dan kemampuan adaptasi. Perbedaan performa antara induk dan hibrid tidak terlalu tampak jika budi daya dilakukan pada kondisi yang optimal, namun hibrid akan lebih baik dibandingkan induknya jika dipelihara pada kondisi yang kurang baik. Pengaruh heterosis dapat ditingkatkan dengan menyilangkan beberapa varietas yang mempunyai tingkat inbreeding yang tinggi (galur murni) dan membuat silangan dari 3-4 line.
Distribusi populasi hibrid dengan produktivitas yang tinggi dilakukan dengan penjualan calon induk yang siap untuk memijah baik dari jalur jantan maupun betina kepada pembenih. Dalam selang waktu 1972-1994, sekitar 12.000 induk hibrid telah terjual ke pembudi daya komersial. Selama tahun 1980-an, sekitar 80 % produksi ikan mas di Hongaria berasal dari varietas yang dihasilkan oleh HAKI, Szarvas.
MANAJEMEN INDUK DI HONGARIA
Manajemen induk merupakan bagian yang sangat penting dari suatu program pemuliaan yang sudah terencana dengan baik. Beberapa hal pokok dalam manajemen induk adalah :
- Pengetahuan awal tentang asal, domestikasi dan proses pemuliaan dari varietas yang digunakan
- Pembesaran dan pemeliharaan ikan-ikan induk
- Pemilihan induk
- Persiapan induk untuk pemijahan
- Taqing atau penandaan semua induk yang terpilih secara individu
- Penyediaan kondisi lingkungan yang optimal
- Pencatatan data yang baik di hatcheri
- Pemisahan jantan dan betina sampai digunakan untuk pemijahan
- Pemberian pakan dengan protein tinggi dan diperkaya vitamin A dan E baik untuk jantan maupun betina
- Pengetahuan tentang kemampuan jantan dan betina, untuk menghilangkan efek inbreeding depression
- Penghilangan ukan-ukan yang mempunyai cacat bentuk tubuhnya
Manajemen induk ini merupakan dasar untuk keberhasilan produksi di panti benih dan pendederan.
PROGRAM PEMULIAAN IKAN MAS DI INDONESIA
Seperti telah disebutkan di atas, program pemuliaan ikan mas di Indonesia telah dirintis oleh BRPBAT sejak tahun 1985 yang bekerjasama dengan IDRC-Canada. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengoleksi ikan-ikan mas yang ada di Indonesia, yang pada umumnya banyak terdapat di bagian barat Indonesia. Sekitar 20 varietas ikan mas telah dikoleksi dari Sumatera, Jawa dan Bali, disamping jenis ikan mas yang telah ada pada waktu itu yaitu ikan mas sinyonya, majalaya dan punten.
Evaluasi terhadap reproduksi, pertumbuhan dan daya tahan terhadap penyakit telah dilakukan pada fase kedua pada kegiatan pemuliaan tersebut. Empat varietas menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lainnya yaitu Sutisna-Kuningan, Widan-Cianjur, Rajadanu, dan Magek (Nugroho & Wahyudi, 1991). Namun demikian, dengan selesainya kerjasama dengan IDRC pada tahun 1995, program pemuliaan ikan mas bukan lagi prioritas pada masanya, walaupun masih dikerjakan dengan skala yang kecil.
Selanjutnya pada tahun 1997, bekerjasama dengan ICLARM (World fish), BRPBAT kembali membenahi program pemuliaan yang telah dilakukan dengan IDRC yaitu dengan menyusun suatu buku panduan pemuliaan untuk ukan mas (juga untuk ukan nila), adanya kejadian up-welling saat pengujian, mulai terjangkitnya serangan KHV dan semakin tingginya harga pakan komersial menambah semakin bobotnya upaya pemuliaan ikan mas di Indonesia.
Namun demikian, upaya-upaya menyelamatkan usaha budi daya ikan mas tetap dilakukan dengan cara menghasilkan varietas yang tahan terhadap KHV. Kegiatan ini mulai dilakukan tahun 2005, dan secercah harapan telah didapatkan dengan peningkatan daya tahan sekitar 10 %, walaupun masih dirasakan sangat kecil untuk suatu usaha budi daya. Usaha lainnya yang telah dilakukan oleh pemerintah (dalam hal ini Ditjen Budidaya) adalah mendatangkan salah satu varietas ikan mas dari Hongaria yang direncanakan datang pada tahun 2006.
STRATEGI PELAKSANAAN PEMULIAAN IKAN MAS DI INDONESIA
Sebagai tindak lanjut upaya pemuliaan yang telah dilakukan oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor maka sebelum melakukan kegiatan perlu dibentuk suatu kelompok kerja atau konsorsium yang mempunyai potensi dan keinginan terlibat dalam pemuliaan ikan mas. Dengan persamaan persepsi dan komitmen maka kelanjutan berlangsungnya kegiatan ini akan dapat lebih terjamin seperti yang terjadi di Hongaria.
Pembentukan live gene bank ikan mas yang ada saat ini dan juga hasil pemuliaan dari negara lain merupakan langkah kedua yang perlu segera dilakukan. Penentuan tempat untuk kegiatan merupakan masalah yang cukup penting mengingat hanya beberapa instansi pemerintah yang mempunyai fasilitas dan sumber daya manusia yang cukup. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemuliaan ikan mas ini memerlukan waktu yang cukup panjang dan harus terus-menerus dipelihara.
Selanjutnya memilih suatu program seleksi yang tepat dan cepat merupakan strategi yang harus dilaksanakan. Disamping pemuliaan yang memerlukan waktu yang cukup lama, maka program terobosan yang mudah diterapkan dalam menghasilkan varietas-varietas ikan mas unggul perlu dilaksanakan, satu diantaranya adalah hibridisasi.
Pendanaan yang kontinyu merupakan salah satu hal yang menjamin kesinambungan pelaksanaan program pemuliaan ikan mas. Kerjasama dengan pihak swasta atau stake holder lainnya merupakan alternatif yang bisa ditawarkan mengingat keterbatasan dana dan perubahan prioritas komoditas dari pemerintah yang sedang terjadi saat ini.
PENUTUP
Program pemuliaan ikan mas di Indonesia masih mempunyai peluang yang cukup baik dalam menghasilkan varietas-varietas ikan mas unggul, dan perlu didukung oleh semua pihak yang berminat terlibat.
No comments:
Post a Comment